Minggu, 11 April 2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Haluan Kepri
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KEPRI
    • BATAM
    • TANJUNG PINANG
    • BINTAN
    • LINGGA
    • ANAMBAS
    • NATUNA
    • KARIMUN
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • BISNIS
  • BUDAYA
  • MORE
    • OPINI
    • PENDIDIKAN
    • HIKMAH
    • PROFILE
    • POLITIKA
    • SPORT
    • TERPOPULER
    • WISATA & BUDAYA
    • VIDEO
No Result
View All Result
Haluan Kepri
No Result
View All Result
Home HIKMAH

Titik Jenuh Kehidupan

Jumat, 25 Desember 2020
Titik Jenuh Kehidupan

H. Muhammad Nasir, S.Ag, M.H, Kakan Kemenag Lingga (istimewa)

Share on FacebookShare on Twitter
  • Oleh: H. Muhammad Nasir. S.Ag., MH, Kakan Kemenag Lingga

“Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari semua masalah hidupnya dan memberinya rejeki dari arah yang tidak diduga.” (Ath – Thalaq (65) : 2 – 3)

Setiap orang memiliki persepsi tentang kehidupan. Seorang seniman mempersepsi hidup ini dengan keindahan, seorang filosof mempersepsi hidup ini dengan pertimbangan rasional dan agamawan mempersepsi hidup ini dengan petunjuk Tuhan.

Related posts

MUI Sebut Tes Swab Covid Tidak Membatalkan Puasa

MUI Sebut Tes Swab Covid Tidak Membatalkan Puasa

Kamis, 8 April 2021
Ibadah Ramadhan Menjadi Alat Ukur Ketakwaan Manusia

Ibadah Ramadhan Menjadi Alat Ukur Ketakwaan Manusia

Kamis, 8 April 2021

Maha Bijaksana Allah SWT yang telah meanugerahkan kehidupan ini bagi segenab makhluk-Nya. Dalam hidup ini tidak ada orang yang mau susah, tidak ada yang mau sakit, baik sakit fisik maupun sakit hati. Jika dia rakyat biasa, ia tidak mau ditindas, ditipu, dan dilecehkan oleh orang lain. Jika ia seorang pemimpin atau pejabat, ia tidak mau jabatannya hilang begitu saja apapun alasannya. Tidak ada orang yang mau berdesakan dan berjubel-jubel di tempat-tempat halte bus, kereta api dan pelabuhan setiap pagi ketika ingin berangkat ke tempat tugas untuk bekerja. Tidak ada yang mau rumahnya digusur, rumahnya tenggelamkan banjir, rumahnya hancur disapu puting beliung dan sederetan peristiwa lainnya dalam hidup ini.

Semua manusia mendambakan yang baik-baik saja, yang enak-enak dan pas dihati. Maunya hidup ini mulus saja, gaji lancar, kartu kredit masih bisa digesek, di dompet selalu ada belasan lembar atau ribuan lembar uang nominal besar. Kalau perlu bisa meniru gaya hidup orang kaya di metropolitan, sarapan pagi di restoran, masuk salon setiap minggu, punya mobil yang serba bisa di-knop-knop dan bisa ambil kredit bank dimana saja sesuka hati.

Tapi, dunia ini kulitnya saja yang memukau. Bisanya dapat mematikan ya mematikan kemuliaan hidup manusia. Setiap kali kita mengejar isi dunia ini, sekali itu pula kita tertipu dan terhina. Berulang kali kita mencoba mengejar keindahan dunia berlang kali pula kita di tipu dan terpedaya. Hidup ini berulang-ulang. Kita melakukan aktivitas setiap hari itu ke itu. Kita tidak merasa bahwa kita di tipu. Dari bangun sampai tidur kembali kita melakukan aktivitas yang sama setiap hari. Kita pergi dari rumah untuk sesuatu urusan dan kembali ke rumah, kita berpakaian, pakaian kita cuci, digosok dan dipakai kembali bersulang-ulang tanpa terasa.

Kita makan, kenyang , lapar, makan lagi begitu seterusnya. Dan bahkan tubuh kita ini adalah desain berulang-ulang tanpa dirasakan. Kita lahir, bayi, kecil, dewasa, tua , lalu mati , kemudian lahir kembali dan begitu selanjutnya.

Di berbagai media, televisi, koran, di kampus, di kantor, di kantin, ada saja kabar berita yang tidak pas di hati orang. Apa hendak dikata kebutuhan hidup sehari-hari terasa sulit. Lapangan pekerjaan semakin menyempit, pendidikan tidak lagi berjalan secara normal, dimana-mana terdengar keluhan dan tarikan nafas panjang yang melelahkan. Apalagi di pelabuhan, para pekerja pelabuhan mencucurkan keringat demi sesuap nasi, tukang ojek yang berebut penumpang untuk mengejar setoran. Sememtara para pejabat dengan seenaknya menggunakan uang rakyat untuk keperluan peribadi alias korupsi , di tengah rakyat sedang menjerit kelaparan karena susahnya mengais rezeki di tengah pandemi yang tak kunjung berhenti.

Sebagian orang sudah malas berfikir. Di Amerika, seorang senator yang pintar, memutuskan menggugat Tuhan ke pengadilan. Hakim yang menerima gugatan itu, sedikit kesal. Tuhan tak punya alamat surat, katanya, dan karena itu tak bisa dihadirkan di persidangan. Itu di Amerika. Di belahan bumi lain, sebagian orang memilih pasrah, percaya bahwa semua yang terjadi di alam ini adalah takdir. Kalau mati ya, mati, kaya ya, kaya, jatuh ya, jatuh. Yang lain karena pusing, dengan begitu banyak hal yang tak mengenakan dalam hidup, memilih berlari ke tukang ramal, karena saat ini “tukang ramal” yang tercanggih adalah Google, maka mereka dengan intim, bersahabat dan akrab, bertanya dengan google forecast (ramalan goole) untuk sesuatu yang sulit dalam hidup ini.

Ada juga yang memilih duduk berjam-jam memelototi televisi dan HP android menelusuri acara atau informasi pembangkit motivasi, hiburan, dan acara lainnya tanpa bosan.

Mengapa hidup ini sedemikian? Bosankah manusia? Sebenarnya manusia sedang mengalami saturation point of life, manusia sedang mengalami titik jenuh kehidupan tanpa sadar. Perasaan manusia sedang dikendalikan oleh enjoyment of technology, kenikmatan teknologi telah mengubah kebiasaan lambat tapi pasti menjadi cepat dan instan, kebiasan lama menjadi baru, hubungan panjang menjadi singkat, kelihatan biasa menjadi luar biasa dan seterusnya.

Manusia ditidurkan oleh teknologi. Manusia didikte oleh tehnologi. Pendeknya manusia dan jiwa raganya berada dalam genggaman teknologi, walaupun sering dikatakan bahwa tehologi ada dalam genggaman manusia. Tapi kenyatannya tidak, teknologilah yang mengendalikan manusia. Manusia tunduk dengan teknologi, teknologi menjadi tuhan baru bagi mereka yang tidak menyadarinya.

Dalam kondisi seperti ini, jika ingin selamat dari jeratan tipu daya dunia, menuju keselamatan abadi, kita harus bangkit dan lari dari rayuan indahnya, karena bisa-nya akan menyakitkan. Manusia harus berpaling dari titik jenuh kehidupan ini, Untuk itu kita butuh kehadiran Allah SWT dalam hidup ini. Kita butuh anugerah kehalusan tangan Tuhan yang memandu hidup ini. Kita butuh safa’at Rasulullah SAW untuk penyejuk batin yang gersang.

Kita butuh petuah bijak yang menyejukkan dari para ulama dan guru-guru kita untuk menyadarkan hati yang terpecah dan berderai. Kita harus mengganti titik jenuh kehidupan ini dengan titik sentuh kesadaran akan kasih sayang Allah SWT. Kita harus mengubah dan mengembalikan titik sentuh teknologi yang sedang bersarang dan menguasai hati dengan titik sentuh Rahmat Allah SWT yang tak terbatas. Aamiin.***

Previous Post

Seperti Apa Varian Baru Corona?

Next Post

Libur Akhir Tahun, Penginapan dan Objek Wisata di Agam Mulai Ramai

Related Posts

MUI Sebut Tes Swab Covid Tidak Membatalkan Puasa
HIKMAH

MUI Sebut Tes Swab Covid Tidak Membatalkan Puasa

Kamis, 8 April 2021
Ibadah Ramadhan Menjadi Alat Ukur Ketakwaan Manusia
HIKMAH

Ibadah Ramadhan Menjadi Alat Ukur Ketakwaan Manusia

Kamis, 8 April 2021
Doa Sesudah Salat yang Bisa Membuat Hati Tenang
HIKMAH

Doa Sesudah Salat yang Bisa Membuat Hati Tenang

Kamis, 8 April 2021
Masuk Arab Saudi di Musim Haji 2021, Wajib Suntik Vaksin Covid-19!
HIKMAH

Selama Ramadhan, Daya Tampung Masjidil Haram Menjadi 150 Ribu Jamaah, Ini Rinciannya

Rabu, 7 April 2021
Ditimpa Masalah Bertubi-tubi, Apakah Allah SWT Murka?
HIKMAH

Ditimpa Masalah Bertubi-tubi, Apakah Allah SWT Murka?

Rabu, 7 April 2021
Jika Terlintas Berbuat Dosa Lagi, Lakukan Hal Ini
HIKMAH

Jika Terlintas Berbuat Dosa Lagi, Lakukan Hal Ini

Rabu, 7 April 2021
Peneliti: Sinar Matahari Bunuh Covid-19 8 Kali Lebih Cepat
KESEHATAN

Peneliti: Sinar Matahari Bunuh Covid-19 8 Kali Lebih Cepat

Minggu, 11 April 2021

Tim ilmuwan mengungkapkan penelitian bagaimana sinar Matahari (ultraviolet-C) dapat membunuh Covid-19 dengan adanya perbedaan antara teori terbaru dan hasil eksperimental....

Read more
Banjir Bandang Flores Timur: 23 Warga Meninggal, 2 Masih Hilang

BNPB: 174 Orang Meninggal Akibat Siklon Seroja di NTT

Minggu, 11 April 2021
Usai Malang, Kepulauan Sangihe Sulut Digoyang Gempa M 6,0

Malang Kembali Digoyang Gempa

Minggu, 11 April 2021
Pasca Gempa, Warga Jatim Diminta Waspadai Tanah Rapuh Usai Hujan Lebat

Kerusakan Bangunan Terjadi di 13 Wilayah akibat Gempa Malang

Minggu, 11 April 2021
Wuih…Milan Tekuk Bologna 5-1!

Kartu Merah Ibrahimovic Warnai Kemenangan Milan

Minggu, 11 April 2021

POPULER

  • KKG PAI Batam Serahkan Bantuan untuk Musholla Baitussalam Tanjung Gundap

    KKG PAI Batam Serahkan Bantuan untuk Musholla Baitussalam Tanjung Gundap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembangunan Pelabuhan Malarko dan Bandara RHA Karimun Dilanjutkan 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Geger! Warga Tanjung Sengkuang Ditemukan Tergantung di Pohon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Penjelasan Plh Bupati Karimun Terkait Ibadah di Bulan Ramadhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Bahasa Gaul Zaman ‘Now’ yang Lagi Tren

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yayasan Pendidikan Ibnu Sina Lakukan Vaksinasi Covid-19 Bagi Tenaga Pendidik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 46 Stand Ambil Bagian di Bazar Ramadhan Jabal Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • MASAGA Batam Resmi Terbentuk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

INFORMASI

  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • REDAKSI
No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KEPRI
    • BATAM
    • TANJUNG PINANG
    • BINTAN
    • LINGGA
    • ANAMBAS
    • NATUNA
    • KARIMUN
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • BISNIS
  • BUDAYA
  • MORE
    • OPINI
    • PENDIDIKAN
    • HIKMAH
    • PROFILE
    • POLITIKA
    • SPORT
    • TERPOPULER
    • WISATA & BUDAYA
    • VIDEO

© 2021 Haluan Media

Go to mobile version