Senin, 19 April 2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Haluan Kepri
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KEPRI
    • BATAM
    • TANJUNG PINANG
    • BINTAN
    • LINGGA
    • ANAMBAS
    • NATUNA
    • KARIMUN
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • BISNIS
  • BUDAYA
  • MORE
    • OPINI
    • PENDIDIKAN
    • HIKMAH
    • PROFILE
    • POLITIKA
    • SPORT
    • TERPOPULER
    • WISATA & BUDAYA
    • VIDEO
No Result
View All Result
Haluan Kepri
No Result
View All Result
Home OPINI

Ketika Musim Semi Pilkada Tiba

Selasa, 8 Oktober 2019
Agustar

Agustar

Share on FacebookShare on Twitter
  • Oleh: Agustar, Analis Politik, mantan Ketua KPU Kota Batam Pemilu 2004

Saat ini semilir musim semi Pilkada mulai berhembus di persada negeri ini. Musim berseminya kuncup-kuncup demokratisasi di daerah untuk sebuah rancang bangun politik daerah yang lebih baik dan sehat. Jika tidak ada aral melintang, pada 23 September 2020 tahun depan akan digelar hajat politik akbar berupa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di bumi nusantara Indonesia. Paling tidak, terdapat 270 Pilkada di seluruh Indonesia; 9 Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, 224 Pemilihan Bupati/Wakil Bupati dan 37 Pemilihan Wali Kota/Wakil Wali Kota.

Di Provinsi Kepri sendiri akan digelar tujuh Pilkada secaran simultan (serentak), yakni di enam kabupaten/ kota dan satu provinsi, masing-masing: Kabupaten Bintan, Lingga, Karimun, Kepulauan Anambas, Natuna, Kota Batam dan Provinsi Kepri. Artinya, pada hari dan waktu yang sama masyarakat di Provinsi Kepri akan memilih Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/ Wakil Bupati dan Walikota/ Wakil Walikota secara serentak di daerah masing-masing. Mengapa harus sistem Pilkada simultan?

Related posts

Mewaspadai Liberalisme Kultural

Transformasi Layanan Berbasis Agama

Selasa, 6 April 2021
Memetik Hikmah Musibah Jatuhnya Pesawat

Moderasi Islam dan Etika Sosial

Jumat, 19 Februari 2021

Keuntungan
Sistem Pilkada simultan telah menjadi plihan politik bangsa ini, karena paling tidak dapat mendatangkan beberapa keuntungan yang bisa dipetik. Pertama, efisiensi anggaran, waktu dan teknis pelaksanaan. Pilkada simultan akan sangat menghemat anggaran. Karena pemilihan gubernur dan bupati/walikota dilaksanakan secara bersamaan, dalam hal ini pada hakikatnya terjadi sinergis (saling topang) pengadaan anggaran antar kabupaten/kota dan provinsi untuk pelaksanaan pilkada secara simultan.
Anggaran pilkada simultan akan terasa lebih ringan karena dipikul secara bersama-sama. Lain halnya apabila pilkada dilaksanakan secara terpisah (sendiri-sendiri), tentunya mau tak mau akan membutuhkan anggaran tersendiri pula bagi daerah masing-masing.

Efisiensi waktu juga akan dapat dilakukan, karena pemilihan gubernur dan bupati/walikota dilangsungkan pada waktu dan hari yang sama. Permasalahan waktu dalam pilkada perlu dicermati sedemikian rupa, sebab jangan sampai terlalu banyak waktu berusaha masyarakat terbuang hanya gara-gara proses politik yang berkepanjangan. Efisiensi waktu Pilkada secara simultan, dengan sendirinya akan sangat mengefisiensi waktu berusaha masyarakat dalam mencari nafkah.

Kedua, menghindari mobilisasi massa pemilih. Mobilisasi massa pemilih antarkabupaten/kota dalam pilkada langsung merupakan faktor yang perlu diantisipasi. Mobilisasi massa pemilih dari satu kabupaten/kota ke kabupaten/kota yang lain untuk mendukung calon kepala daerah tertentu kemungkinan bisa terjadi apabila pemilihan bupati/walikota dilaksanakan secara sendiri-sendiri pada waktu yang berbeda. Tetapi pada pilkada simultan, mobilisasi massa pemilih kecil kemungkinan akan terjadi. Sebab massa pemilih dari kabupaten/kota tertentu pada hari pencoblosan dituntut agar tetap berada di daerahnya, karena harus memberikan suara untuk memilih bupati/walikotanya sendiri.

Ketiga, sinkronisasi permanen agenda pilkada di masa depan. Pilkada simultan akan menjadi “starting point” untuk sinkronisasi permanen agenda pilkada di masa yang akan datang. Karena para kepala daerah telah dipilih secara simultan oleh rakyat, tentunya masa berakhirnya jabatan mereka juga akan bersifat simultan (bersamaan). Dengan sendirinya akan terjadi sinkronisasi (penyeragaman) agenda pilkada lima tahun berikutnya dan berikutnya lagi. Sehingga efisiensi-efisiensi yang diuraikan di atas tidak saja bisa dipetik untuk pilkada simultan pertama, tetapi juga untuk pilkada-pilkada selanjutnya.

Keempat, mereduksi faktor psikologi panik politik publik. Bagi sebagian masyarakat kita sampai saat ini, setiap agenda politik seperti pemilu dan tentu juga even pilkada, senantiasa dikonotasikan sebagai proses politik yang rentan dan potensial menyulut konflik (kerusuhan). Sehingga tidak jarang banyak warga masyarakat yang merasa was-was, cemas bahkan mengalami panik politik dalam menghadapi setiap proses politik yang menyebabkan mereka fobia terhadap politik.

Pilkada simultan dengan sendirinya akan dapat mereduksi (mengurangi) even-even politik dimaksud, sehingga juga akan dapat mengurangi frekuensi rasa was-was dan panik politik masyarakat.

Etika Politik
Kelima, membangun etika politik elite. Pilkada simultan akan memetakan segmentasi para elite yang ingin bertarung dalam ranah politik pilkada. Dalam konteks ini menjadi jelas, elite-elite yang mencalonkan diri sebagai bupati/ wakil bupati, walikota/wakil walikota dan elite-elite yang bertarung memperebutkan kursi gubernur/wakil gubernur. Pada pilkada simultan tidak mungkin terjadi duplikasi pencalonan elite sebagai calon bupati/walikota dan sekaligus sebagai calon gubernur karena waktu pemilihan bersamaan. Lain halnya apabila pemilihan bupati/walikota terpisah dengan pemilihan gubernur. Elite yang kalah pada pemilihan bupati/walikota bisa saja mencalonkan diri kembali pada pemilihan gubernur. Sudah barang tentu hal seperti ini kurang etis secara politik, meskipun tidak dilarang perundang-undangan.

Dari uraian di atas dapat kiranya kita pahami bahwa pilkada simultan akan memberikan kemanfaatan yang cukup signifikan. Namun demikian, kebijakan ini tetap mengidap persoalan pada tataran teknis pelaksanaan politik praktis. Dari perspektif dukungan politik, apabila gabungan parpol yang mendukung calon gubernur/ wakil gubernur di tingkat provinsi tidak paralel dengan gabungan parpol pendukung calon bupati/ wakil atau walikota/ wakil walikota, maka akan sulit melakukan kampanye paralel secara politis di tingkat provinsi.

Sebagai solusinya, tidak tepat mengeksploitasi sentimen parpol di panggung kampanye, akan lebih bijak meneriakkan popularitas, kapasitas dan kompetensi figur (pasangan calon) sebagai isue dan materi kampanya. Peran parpol cukup sebagai tiket politik belaka untuk memasuki arena politik pilkada bukan sebagai mesin politik untuk menggugah sentiment politik para pemilih. Lagian, dari banyak pengalaman even pilkada, parpol memang “sulit dipercaya” sebagai mesin politik untuk menangguk suara pemilih sebanyak-banyaknya. Wallahualam.***

Previous Post

Ditresnarkoba Polda Tangkap Kurir Sabu Jaringan Internasional

Next Post

Perusda Mati Suri, Pemkab KKA Ambil Alih Pengelolaan Pasar

Related Posts

Mewaspadai Liberalisme Kultural
OPINI

Transformasi Layanan Berbasis Agama

Selasa, 6 April 2021
Memetik Hikmah Musibah Jatuhnya Pesawat
OPINI

Moderasi Islam dan Etika Sosial

Jumat, 19 Februari 2021
Tasawuf Kepemimpinan
OPINI

Fungsi Masjid dalam Tatanan Dunia Baru

Selasa, 26 Januari 2021
H. Muhammad Nasir
OPINI

Spiritual Menulis

Kamis, 21 Januari 2021
Titik Jenuh Kehidupan
OPINI

Teknologi dan Theologi

Minggu, 17 Januari 2021
Mewaspadai Liberalisme Kultural
OPINI

Mewaspadai Liberalisme Kultural

Rabu, 13 Januari 2021
Please login to join discussion
Gubernur Kepri dan Walikota Tanjungpinang Tinjau Pelaksanaan Vaksin Lansia
TANJUNG PINANG

Gubernur Kepri dan Walikota Tanjungpinang Tinjau Pelaksanaan Vaksin Lansia

Senin, 19 April 2021

Tanjungpinang (HK) - Gubernur Kepri, H. Ansar Ahmad S.E, M.M dan Walikota Tanjungpinang, Hj. Rahma S.IP meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi...

Selengkapnya
Tiyan Andesta Jabat Kasi Pidsus Kejari Karimun

Tiyan Andesta Jabat Kasi Pidsus Kejari Karimun

Senin, 19 April 2021
Polsek Kawasan Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang Galakkan Pembagian Masker

Polsek Kawasan Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang Galakkan Pembagian Masker

Senin, 19 April 2021
Satgas Kebersihan dan ASN serta Honorer Kelurahan se-Kecamatan Sagulung Divaksinasi

Satgas Kebersihan dan ASN serta Honorer Kelurahan se-Kecamatan Sagulung Divaksinasi

Senin, 19 April 2021
Seperti Apa Fakta Liga Super Eropa, Kompetisi Tandingan Liga Champions?

European Super League Diprotes. Ini Argumennya

Senin, 19 April 2021

POPULER

  • Hari Ini Muncul 11 Pasien Covid di Karimun, Kontak Erat dengan Pasien yang Meninggal

    Hari Ini Muncul 11 Pasien Covid di Karimun, Kontak Erat dengan Pasien yang Meninggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tiyan Andesta Jabat Kasi Pidsus Kejari Karimun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Soal Tabung Gas 3 Kg yang Diamankan di Pelabuhan Rakyat Sekupang, Ini Hasil Penyelidikan Polsek KKP Batam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lahan Fasum Dijadikan Rumah, Warga Taman Anugerah Tempuh Jalur Hukum

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kadishub Batam, Rustam Efendi Dipindahkan ke Rutan Tipikor Tanjungpinang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembangunan Pelabuhan Malarko dan Bandara RHA Karimun Dilanjutkan 2022

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sheffield United pun Terdegradasi dari Premier League

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Satlantas Polres Karimun Mulai Gelar Operasi Keselamatan Seligi 2021

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2021 Copyright Haluan Media Group | All rights reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KEPRI
    • BATAM
    • TANJUNG PINANG
    • BINTAN
    • LINGGA
    • ANAMBAS
    • NATUNA
    • KARIMUN
  • NASIONAL
  • DUNIA
  • BISNIS
  • BUDAYA
  • MORE
    • OPINI
    • PENDIDIKAN
    • HIKMAH
    • PROFILE
    • POLITIKA
    • SPORT
    • TERPOPULER
    • WISATA & BUDAYA
    • VIDEO

© 2021 Copyright Haluan Media Group | All rights reserved