JAKARTA (HK)- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, per Minggu (29/9) pagi, sebanyak 30 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka akibat gempa yang mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya.
“Berdasarkan laporan BPBD Provinsi Maluku tanggal 29 September 2019 Pukul 07.00 WIT, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 30 orang dan luka-luka 156 orang,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis, Minggu.
Rinciannya, di Kota Ambon, Agus menuturkan terdapat 10 korban meninggal dunia dan 31 korban luka-luka. Kemudian, di Kabupaten Seram bagian barat, terdata 6 korban meninggal dan 17 luka-luka. Terakhir, di Kabupaten Maluku Tengah, BNPB mencatat 14 orang meninggal dan 208 korban luka-luka.
Agus mengatakan, jumlah korban berpotensi terus bertambah lantaran BNPB masih melakukan pendataan.
“Pendataan akan terus dilakukan oleh BPBD Provinsi Maluku, BPBD Kota Ambon, BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat dan BPBD Kabupaten Maluku Tengah. BNPB mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk membantu dan mendampingi BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Maluku,” tuturnya.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy juga telah menetapkan status tanggap darurat yang berlaku pada 26 September hingga 9 Oktober 2019. Untuk menangani gempa tersebut, Wali Kota juga membentuk Pos Komando Tanggap Darurat Bencana (Posko PDB).
Gempa bermagnitudo 6.8 (dimutakhirkan menjadi 6.5 magnitudo), sebelumnya, mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat pada Kamis (26/9) sekitar pukul 08.46 WIT. Adapun lokasi gempa berada pada titik koordinat 3.38 Lintang Selatan,128.43 Bujur Timur atau berjarak 40 km Timur Laut Ambon-Maluku dengan kedalaman 10 km.
Gempa Susulan
Gempa susulan masih terus mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya hingga Sabtu (28/9) malam. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon mencatat, hingga pukul 20.12 WIT, jumlah gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya mencapai 500 kali.
“Sampai dengan pukul 20.12 WIT malam ini sudah sebanyak 500 kali gempa susulan terjadi,” ujarnya, Sabtu.
Ada pun gempa susulan yang terjadi pada pukul 20.12 Wit berkekuatan 3,2 magnitudo. Menurut Andi dari ratusan gempa susulan tersebut, sebanyak 64 kali di antaranya dirasakan getarannya di Pulau Ambon dan sekitarnya, sedangkan sisanya tidak dirasakan.
Kekuatan gempa susulan bervariasi mulai magnitudo paling besar, 5,6 hingga terkecil 1,7. Sebelumnya Andi menyebut gempa susulan di Maluku terus terjadi karena masih ada energi yang tersisa di zona patahan yang terus dikeluarkan secara perlahan untuk mencapai kestabilan.
“Jadi energi tersisa itu dikeluarkan secara perlahan sehingga kondisi patahan itu bisa mencapai kestabilan kembali, jadi ini kondisinya normal,” katanya. Menurut Andi, meski banyak gempa susulan yang terjadi, namun skalanya relatif lebih kecil dari gempa utama 6,8 magnitudo. (kcm)